Kritik Sosial Dibalik
kontroversi lagu Forgotten – Tuhan telah mati
Sejenak
teringat sebuah lagu dari band metal asal Bandung yakni Forgotten, sebuah nama
grup band yang pastinya sudah tidak asing lagi dikalangan para pecinta music
metal di Indonesia khususnya. Band yang terkenal salah satunya karena lagunya
yang berjudul cukup controversial yakni lagu yang berjudul “Tuhan Telah Mati”.
Ya memang mendengar judulnya sekali saja anda mungkin telah berpikir
macam-macam, “Wah satanis nih”, “Wah pasti lagunya anak atheis nih”, “Wahh
sesat!”, dan lainnya. Namun tahukah anda dibalik kontroversinya, menurut saya
lagu ini memiliki nilai kritik yang jlebb banget lah buat masyarakat Indonesia.
Ya sudah tanpa panjang lebar simak saja dulu yuk pembahasan dibawah sini.
Tuhan telah
mati
Hilang sudah logika
Terbakar oleh dusta
Mereka hina dan nista
Terjerat oleh dunia
Mati Logika, putuslah asa, sembah dunia
Kotor media, racuni jiwa, halalkan dosa
Tuhan telah mati (4x)
Mati Logika, putuslah asa, sembah dunia
Persetan semua ajarannya
Jadikan nyata hancurkan dosa
Hiduplah dengan rakusnya dunia
Habiskan semua sampah logika
Tuhan telah mati (4x)
Hilang sudah logika
Terbakar oleh dusta
Mereka hina dan nista
Terjerat oleh dunia
Sekarang
apakah yang anda pikirkan ketika mendengar dan pertama mengetahui lagu ini?.
Sejenak jika kita perhatikan maka lagu ini mengajak pada Atheisme, menghina
tuhan dan agamaNya. Karena dari judulnya saja memang sudah sangat kontroversi
yakni “Tuhan telah mati”, apa iya tuhan bisa mati? Bukankah tuhan itu Maha
kekal dan abadi. Namun dibalik kontroversinya ternyata lagu ini justru memiliki
makna dari gambaran sosial masyarakat sekarang yang telah melupakan TuhanNya.
Untuk hal ini tentunya muslim yang telah melupakan Allah SWT. Yap untuk
membahas hal ini akan sangat panjang, sebelumnya mari kita kuatkan aqidah kita
dahulu
1. Allah swt
adalah satu-satunya Tuhan yang berhak disembah dan Maha kekal
“Katakanlah : Dialah Allah Yang Maha Esa ; Allah tempat bergantung segala
sesuatu ; Tidak beranak tidak pula diperanakan ; dan tak ada satupun yang
setara dengan Ia” (Al Ikhlas : 1-4)
Dari Ibnu Abbas bahwa Nabi Muhammad SAW pernah berdoa : “Aku berlindung padaMu
dengan kemulianMu yang tidak ada ilah (sesembahan) selain Engkau dimana Engkau
tidaklah mati sedangkan jin dan manusia itu mati” (HR. Bukhari)
Sesungguhnya Allah itu Maha hidup, Ia yang Maha Awal dan Ia yang Maha Akhir.
Artinya Ia tidak dilahirkan, dan Ia tidak pula meninggal sebagaimana
makhlukNya. Ini adalah salah satu kemuliaan yang dimiliki Allah, karena hanya
Allah lah yang Maha Kuasa didunia ini, Allah pula berbeda dari makhlukNya.
Dimana makhluk ciptaanNya bisa meninggal dan wafat sedangkan Allah sang
pencipta tidak bisa karena Allah lebih sempurna daripada ciptaanNya.
2. Fenomena
menarik dari lagu Forgotten – Tuhan telah mati
Menurut saya sebuah fenomena sosial menarik telah diangkat dalam lagu ini,
yakni bagaimana keadaan masyarakat yang telah melupakan TuhanNya. Jika kita
membaca lirik lagu ini sekali lagi mungkin anda akan paham, dimana pada lirik
ini menggambarkan manusia yang telah terjerat oleh dunia, menyembah dunia, dan
banyak menghalalkan dosa.
“Hilang
sudah logika. Terbakar oleh dusta. Mereka hina dan nista. Terjerat oleh dunia.
Mati Logika, putuslah asa, sembah dunia. Kotor media, racuni jiwa, halalkan
dosa”
Memang jika
kita perhatikan masyarakat saat ini, seolah tak lagi memiliki pemikiran dan
logika. Dimana mereka mengaku berTuhan namun mereka justru melupakan TuhanNya
dan jauh dari TuhanNya. Mereka banyak melanggar aturanNya, dan banyak melalaikan
perintahNya. Lalu dimana bukti keimanan mereka pada TuhanNya? Bukankah aneh
jika seorang mangaku percaya dan beriman pada Tuhan namun ia masih melanggar
perintahNya, bukankah ini seolah jiwa dan pikirannya telah rusak? Bukankah
seolah ia menganggap TuhanNya telah mati.
Dalam islam
sendiri iman tidak hanya meyakini dihati saja, namun harus ada kolerasi antara
keyakinan dihati dengan tindakan. Seperti yang dijelaskan oleh Syaikh Al
Utsaimin Iman adalah pengakuan yang melahirkan sikap menerima dan tunduk. Kata
beliau makna ini cocok dengan makna iman dalam istilah syariat. Dan beliau
mengkritik orang yang memaknai iman secara bahasa hanya sekedar pembenaran hati
saja tanpa ada unsure menerima dan tunduk. (Syarh Arbain hal. 34)
Juga
perkataan Imam Ahmad “Iman adalah perkataan dan amalan, bisa bertambah dan
berkurang” (Diriwayatkan oleh anaknya Abdullah dalam kitab As Sunnah 1:207)
Juga
pendapat Ibnu Katsir “Iman menurut pengertian Syar’I tidaklah terwujud kecuali
dengan adanya keyakinan, perkataan, dan perbuatan” (Tafsir Ibnu Katsir Al
Baqarah ayat 2)
Jadi
jelaslah makna beriman atau yakin pada Allah sendiri dalam islam bukanhanya
sekedar yakin dalam hati, apalagi hanya terucap dalam lisan. Namun harus
dibuktikan dengan perbuatan dimana seorang muslim harusnya beribadah,
melaksanakan perintah Allah dan menjauhi segala yang dilarang Allah. Itu lah
keimanan yang sesungguhnya.
Pada lagu
ini, Forgotten sebagai pembawa lagu seolah ingin menyindir dan menggambarkan
bagaimana sikap mereka para manusia yang telah jauh dari TuhanNya. Memang
kritikan dari seorang anak metal maupun underground tentunya berbeda dari
biasanya sesuai dengan latar belakang mereka.
Bukan hanya
sekedar jauh dari Tuhan saja, namun masyarakat telah menemukan berhala-berhala
baru, sesembahan baru yang lebih mereka puja dan mereka patuhi. Jika zaman
Rasulullah dahulu berhala berbentuk patung dan bernama Latta, Uzza, Manna,
Hubal. Maka pada zaman ini berhala-berhala itu berbagai bentuk dan namanya
dapat berupa harta, tahta, uang, wanita, kesenangan dunia, hiburan, teknologi,
dsb. Manusia telah menjauh dari TuhanNya hanya karena kesenangan dunia yang
tidak seberapa, mereka berlomba memperkaya diri, berlomba memuaskan nafsu
sendiri, dan berlomba memenangkan kepentingan pribadi apapun cara yang diperbuatnya.
Didalam Al
Qur’an sendiri telah diperingatkan tentang orang yang hidup selalu
bermegah-megahan dalam hal duniawi, hal ini dalam surat At Takatsur ayat 1-8
“Bermegah-megahan
telah melalaikanmu ; sampai kamu masuk kedalam kubur ; janganlah begitu, kelak
kamu akan mengetahui ; dan janganlah begitu kelak kamu akan mengetahui ;
Janganlah begitu jika kamu mengetahui dengan keyakinan yang yakin ; niscaya
kamu akan melihat neraka jahim ; dan sesungguhnya kamu benar-benar akan
melihatnya dengan ‘ainul yaqin ; kemudian kamu pasti akan ditanya pada hari itu
tentang kenikmatan (yang kamu megah-megahkan didunia itu)”
Inilah yang
dinamakan Hedonisme atau sebuah kepercayaan bahwa kesenangan merupakan tujuan
utama dari hidup. Dalam islam sendiri disebut dengan Wahn, cinta dunia dan
takut kematian. Padahal tujuan hidup seorang manusia adalah untuk beribadah
pada Allah, untuk mempersiapkan bekal diakhirat kelak.
“Dan tidaklah kehidupan didunia ini selain dari main-main dan senda gurau
belaka. Dan sungguh kampong akhirat itu lebih baik bagi orang-orang yang
bertaqwa. Maka tidakkah kamu memahaminya?” (Al An’aam : 32)
“Mereka
hanya mengetahui yang lahir/material (saja) dari kehidupan dunia, sedangkan
mereka tentang kehidupan akhirat adalah lalai” (Ar Ruum : 7)
Begitulah
sekilas fenomena yang menarik dari sebuah lagu yang bisa dibilang
kontroversial. Namun terlepas dari itu kita harus bisa menyadari apa pelajaran
yang ada dibaliknya. Tak maksud membenarkan atau menyalahkan, memang lagu ini
bermakna tajam dan dapat membuat orang sedikit bingung dengan lagu ini. Ahhh
seandinya saja judul lagu ini diubah saja, mungkin akan sedikit lebih baik.
Karena kita sebagai muslim tak boleh menghinakan Allah meski itu hanya bercanda
atau bersenda gurau belaka, apa lagi mengatakan bahwa Allah telah mati,
meskipun kita tidak bermaksud demikian namun tetap tidak boleh mengatakannya
walaupun itu tidak serius, Na’udzubillah.
“Dan jika
kamu tanyakan kepada mereka (tentang apa yang mereka lakukan itu), tentu mereka
akan menjawab: “Sesungguhnya kami hanya bersenda gurau dan bermain-main saja”.
Katakanlah: “Apakah dengan Allah, ayat-ayatNya dan RasulNya kamu selalu
berolok-olok?” Tidak usah kamu minta maaf, karena kamu kafir sesudah beriman…”
(At Taubah : 65-66)
Wallahu
‘alam.
Sumber : https://syaidsapta.wordpress.com